MEDIA MATA BIND SUMENEP, - Malam tasyakuran dalam rangka perayaan Dirgahayu Republik Indonesia ke-80 di Kabupaten Sumenep terlihat kacau dan mengecewakan. Acara yang seharusnya menjadi momen penuh hikmad dan kebersamaan, justru berubah menjadi ajang kekacauan dan kekecewaan, serta ketidakpuasan.
Peristiwa memilukan sekaligus memalukan itu, disinyalir karena ketidakmampuan panitia pelaksana acara dalam melayani peserta undangan, yang tumpah ruah di halaman kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, pada Selasa malam (19/8/2025).
"Sekelas acara Kabupaten, mengundang sekian banyak orang, apalagi di momen Tasyakuran HUT Kemerdekaan RI, Karena panitianya tidak mampu melayani dengan baik, sehingga acaranya jadi hancur berantakan dan tidak terkonsentrasi alias Ambyar," ujar salah satu peserta undangan yang tidak ingin disebut namanya.
Menurutnya, banyak peserta pulang lebih awal, dipicu karena tidak meratanya suguhan makanan dan minuman, sebagian peserta tidak mendapatkan bagiannya. Selain itu, kekacauan tambah diperburuk dengan peristiwa yang mana peserta yang mendapatkan, suguhannya di makan tanpa menunggu aba-aba dipersilakan dari panitia.
"Peristiwa ketidak teraturan dan kekacauan itu, menandakan ketidakmampuan panitia dalam melayani banyak orang," tegasnya
Selain ketidakmampuan, kesiapan panitia juga patut dipertanyakan, apakah personilnya kurang, atau kerjanya asal-asalan atau asal jadi.
"Selaku peserta undangan, terus terang saya sangat kecewa, dan sangat menyayangkan peristiwa yang terjadi di momen malam tasyakuran Dirgahayu RI ini. Tentu panitia harus di evaluasi, sangat memilukan dan memalukan," pungkasnya.
(Ong)
Posting Komentar
MEDIA MATA BIND