Tolak Survei Seismik 3D West Kangean, ASPRIM Paparkan Dampak Lingkungan dan Sosial Akibat Eksploitasi Migas


MEDIA MATA BIND SUMENEP, - Asosiasi Pariwisata Madura (ASPRIM) turut ambil bagian menyikapi proses eksploitasi (survei seismik) minyak dan gas bumi (Migas) yang akan dilakukan oleh pihak PT. KEI di kecamatan Arjasa (west kangean), Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Jum'at (20/6/2025)

Ketua ASPRIM, Mat Saleh, S.Kel.,M.Si, dalam surat resmi yang dilayangkan kepada Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Republik Indonesia di Jakarta, tertanggal 16 Juni 2025 lalu, dengan tegas menolak atas proses eksploitasi (survei seismik) Migas di West Kangean.

"Dengan ini (ASPRIM) menyatakan keberatan, dan penolakan secara resmi atas rencana sosialisasi survei seismik dan kegiatan eksplorasi migas yang direncanakan di wilayah West Kangean, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur," tulisnya.

Adapun yang menjadi dasar penolakan ASPRIM terhadap kegiatan survei seismik, diantaranya sebagai berikut.

1. Ancaman terhadap kelestarian lingkungan dan ekosistem laut : Aktivitas survei seismik dan eksplorasi migas berpotensi merusak ekosistem laut yang selama ini menjadi sumber penghidupan utama masyarakat Kangean, terutama para nelayan tradisional.

2. Bertentangan dengan arah pembangunan pariwisata berkelanjutan : Pulau Kangean memiliki potensi besar dalam sektor pariwisata berbasis alam dan budaya.

Aktivitas eksplorasi migas di kawasan ini akan menghancurkan citra dan daya tarik wisata, merusak lingkungan alam yang menjadi kekuatan utama dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan.

Eksplorasi migas akan merusak kualitas lingkungan laut yang akan merusak Pariwisata Bahari, seperti Snorkling dan Diving dan ekowisata bahari lainnya. 

3. Mengancam lingkungan laut dan ekosistem kangean : Kegiatan survei seismik dan pengeboran migas terbukti menimbulkan gangguan terhadap kehidupan laut, termasuk terumbu karang, ikan, dan biota lainnya. 

Sebagai masyarakat asli Kangean, kami sangat khawatir terhadap dampak ekologis yang bisa menghancurkan ruang hidup kami sendiri.

4. Minimnya pelibatan masyarakat lokal dalam proses pengambilan keputusan sosialisasi yang dilakukan tidak melibatkan masyarakat secara utuh dan tidak menjunjung prinsip Free, Prior, and Informed Consent (FPIC), yang semestinya menjadi acuan dalam kebijakan yang berdampak langsung terhadap masyarakat adat/lokal.

5. Potensi konflik sosial dan kerugian sosial, ekonomi : Kami khawatir proyek ini akan menimbulkan konflik sosial, ketimpangan ekonomi, serta merampas hak hidup masyarakat lokal atas laut dan lingkungan mereka sendiri.

"Sehubungan dengan hal-hal di atas, kami menuntut agar rencana survei seismik dan eksplorasi migas di wilayah West Kangean dihentikan secara menyeluruh, serta mendorong pemerintah untuk memprioritaskan pembangunan yang adil, partisipatif, dan ramah lingkungan, termasuk pengembangan pariwisata sebagai sektor ekonomi yang berkelanjutan," tegasnya. 

Lebih lanjut, Mat Saleh menambahkan dampak lingkungan yang kerap terjadi akibat aktivitas pertambangan Migas, diantaranya.

1. Pencemaran laut akibat tumpahan Minyak (Oil Spill), dan kebocoran dari rig pengeboran atau tanker bisa mencemari laut, membunuh biota laut, dan merusak terumbu karang, serta lmbah berbahaya, bahan kimia pengeboran, lumpur pengeboran, dan limbah lainnya bisa meracuni air laut dan merusak habitat.

2. Gangguan terhadap kehidupan laut, seperti kematian biota laut (spesies seperti ikan, mamalia laut, dan plankton) dapat mati akibat keracunan atau kekurangan oksigen, serta terganggunya rantai makanan, yang mana jika plankton atau organisme dasar mati, akan mengganggu seluruh rantai makanan laut.

3. Polusi suara (noise pollution), meliputi.

- Gangguan komunikasi hewan laut : Mamalia laut seperti paus dan lumba-lumba sangat terganggu oleh suara mesin dan pengeboran, karena mereka menggunakan sonar untuk navigasi dan komunikasi.

- Mengganggu migrasi dan reproduksi : Suara bising dapat mengganggu pola migrasi dan reproduksi spesies tertentu.

4. Kerusakan habitat.

- Perusakan Terumbu Karang dan Padang Lamun: Struktur pengeboran dan aktivitas eksplorasi bisa merusak habitat penting ini.

- Erosi dan Sedimentasi: Pengeboran bisa menyebabkan perubahan struktur dasar laut dan menimbulkan sedimentasi yang mematikan bagi terumbu karang.

5. Penurunan Hasil Tangkapan Nelayan

- Populasi Ikan Menurun: Karena ekosistem terganggu, banyak ikan menjauh atau mati.

- Mata Pencaharian Terancam: Nelayan tradisional dan masyarakat pesisir bisa kehilangan sumber penghasilan.

(Ong)

Post a Comment

MEDIA MATA BIND

أحدث أقدم