MEDIA MATA BIND SUMENEP, - Selama empat hari berturut-turut, Desa Saobi kecamatan Kangayan mengalami Banjir Rob, yang mana terjadinya air laut pasang besar masuk ke daratan menggenangi pemukiman dan rumah-rumah warga.
Warga desa Saobi yang terdampak, tidak hanya berjibaku dengan luapan air laut, namun juga dengan sampah-sampah yang berserakan setelah banjir rob itu surut.
Oleh sebab itu, warga desa setempat berharap, kepedulian tinggi dan perhatian lebih dari pemerintah desa, utamanya pemerintah kabupaten Sumenep, mengingat Banjir Rob hampir setiap bulan terjadi, namun kejadian kali ini yang paling besar dan luas dampaknya kepada masyarakat Desa Saobi, Kecamatan Kangayan Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Jum'at (30/5/2025)
Informasi yang dihimpun media ini dari beberapa warga Desa Saobi menyampaikan, banjir rob seringkali terjadi di Desa Saobi khususnya di dusun Bungin dan dusun Songai, serta sebagian dusun Masjid.
"Air pasang kali ini (banjir rob) sangat besar dan sangat luas dampaknya. Biasanya hanya rumah-rumah yang dekat pantai yang terdampak, namun kali ini sampai ke beberapa Dusun. Jalan poros desa di Dusun Songai dan sebagian Dusun Masjid sulit dilewati dari saking besarnya luapan air laut," tutur Damayanti warga Desa setempat.
Menurutnya, selain faktor alam air laut pasang besar, faktor lainnya karena tidak adanya infrastruktur penunjang untuk mengurangi dampak ketika air pasang itu terjadi.
Damayanti berharap, pemerintah kabupaten Sumenep harus turun tangan secara serius dengan kepedulian tinggi dan perhatian lebih untuk masyarakat desa Saobi. Mengingat anggaran Desa sangat terbatas untuk mengatasi persoalan-persoalan yang membutuhkan anggaran besar.
"Misalnya, pembangunan infrastruktur normalisasi sungai dari hulu sampai hilir, pembangunan drainase atau irigasi, dan pembangunan tangkis laut. Hal ini menurut saya membutuhkan anggaran besar, dan kemungkinan anggaran desa tidak cukup," imbuhnya.
Selain itu kata Dama panggilannya, yang tak kalah pentingnya adalah pengadaan sarana dan prasarana untuk pengendalian sampah.
"Mengingat kebiasaan sebagian warga membuang sampah ke laut, apabila terjadi air pasang besar (banjir rob), maka berbagai macam sampah bisa ikut naik bersama air ke daratan," ujarnya.
Masih kata Dama, aampah-sampah yang berserakan itu bisa membusuk apabila tidak segera dibersihkan. Jika banyak sampah yang membusuk karena dibiarkan, apa itu tidak membahayakan kesehatan warga?
"Kalau Dusun Bungin dan Dusun Sapapan saya tidak tahu, karena rumah tinggal saya di Saobi Dusun Timur Songai," pungkasnya.
Senada dengan warga Dusun Bungin Nyarat, yang mana sampah turut mewarnai Bajir Rob yang terjadi di dusun Bungin Nyarat.
"Benar mas, warga bukan hanya berjibaku dengan air laut pasang yang masuk ke rumah-rumah warga, namun juga harus mengatasi sampah-sampah yang berserakan manakala air pasang itu sudah surut," ungkap Abdullah.
Menurutnya, sarana prasarana untuk sampah sangat dibutuhkan warga Saobi khususnya Dusun Bungin Nyarat. Warga perlu dibiasakan agar tidak lagi membuang sampah ke laut.
"Sampah ini, selain mencemari laut dan mengancam keberlangsungan hidup biota laut, juga dapat mencemari lingkungan seperti kejadian air laut pasang saat ini," ujarnya.
Lanjut kata Abdullah, air pasang ini sudah empat hari berturut-turut, bahkan beberapa hari kedepan akan terus terjadi, bisa-bisa sampai tujuh hari.
"Untuk Dusun Bungin, genangan air hampir merata masuk ke pemukiman dan rumah-rumah warga. Dan yang paling terdampak yaitu dibagian selatan," ungkapnya.
Abdullah berharap, pemerintah harus membangun tangkis laut, dan juga sarana dan prasarana untuk pengendalian sampah.
"Karena, kalau ada sarananya, warga tidak akan membuang sampah ke laut," imbuhnya.
Menurut narasumber lainnya (beberapa warga Desa Saobi) yang di konfirmasi media ini, air laut pasang (Banjir Rob) terjadi sejak hari Senin (26/5) sampai hari ini, bahkan akan terjadi beberapa hari lagi kedepan.
Mereka juga mengatakan, terjadinya air laut pasang hampir setiap bulan menimpa Desa Saobi kecamatan Kangayan. Kali ini berdampak besar, dan sangat mengganggu aktivitas warga.
"Dengan banyaknya sampah yang masuk bersamaan dengan air laut, warga khawatir dapat berdampak pada kesehatan warga," pungkasnya.
(Ong)
إرسال تعليق
MEDIA MATA BIND